Sabtu, 25 April 2009

Jaingan Nirkabel

Nirkabel


nirkabel adalah hal yang relatif baru pada dunia komputer, namun banyak orang yang mulai meliriknya dengan membeli laptop dan menginginkan jaringan berjalann, tanpa harus bermain dengan kabel silang lama. Tren ini tidak akan surut. Sayangnya, jaringan nirkabel belumlah didukung sekuat jaringan kabel tradisional di Linux.
Terdapat tiga langkah dasar untuk mengkonfigurasi sebuah kartu Ethernet nirkabel 802.11:
1. Dukungan perangkat keras untuk kartu nirkabel
2. Mengkonfigurasi kartu untuk terhubung ke sebuah titik akses nirkabel
3. Mengkonfigurasi jaringan
Dukungan Perangkat Keras
Dukungan perangkat keras untuk kartu nirkabel disediakan melalui kernel, baik dari sebuah modul atau disertakan pada kernel. Secara umum, sebagian besar kartu Ethernet baru disediakan melalui modul kernel, sehingga Anda harus menentukan nama modul kernel yang benar dan memuatnya melalui /etc/rc.d/rc.modules. netconfig mungkin tidak mendeteksi kartu jaringan Anda, sehingga Anda harus menentukan kartu Anda sendiri. Lihat http://www.hpl.hp.com/personal/Jean_Tourrilhes/Linux/ untuk informasi lebih banyak tentang driver kernel untuk berbagai kartu nirkabel.
Mengkonfigurasi Setting Nirkabel
Sebagian besar dari pekerjaan ini dikerjakan oleh iwconfig, sehingga seperti biasa bacalah halaman manual untuk iwconfig jika Anda membutuhkan informasi lebih banyak.
Pertama, Anda mungkin hendak mengkonfigurasi titik akses nirkabel Anda. Titik akses nirkabel cukup berbeda-beda dalam terminologinya, dan bagaimana mengkonfigurasinya, sehingga Anda perlu melakukan sedikit pengaturan untuk mengakomodasi perangkat keras Anda. Secara umum, setidaknya Anda membutuhkan informasi berikut:
· ID domain, atau nama jaringan (disebut ESSID oleh iwconfig)
· Kanal yang digunakan WAP
· Setting enkripsi, termasuk kunci yang digunakan (disarankan dalam heksadesimal)


Setelah Anda mengumpulkan informasi diatas, dan mengasumsikan Anda telah menggunakan modprobe untuk memuat driver kernel yang sesuai, Anda bisa mengedit rc.wireless.conf dan menambahkan setting Anda. Berkas rc.wireless.conf agak tidak teratur. Usaha minimal yang bisa dilakukan adalah untuk memodifikasi bagian generik dengan ESSID dan KEY Anda, dan CHANNEL jika diperlukan oleh kartu Anda. (Coba untuk tidak melakukan setting CHANNEL, dan jika berjalan, bagus; jika tidak, setting CHANNEL sebagaimana diperlukan.) Jika Anda nekad, Anda bisa memodifikasi berkas sehingga hanya variabel yang diperlukan yang ditentukan. Nama variabel pada rc.wireless.conf berkorespondensi dengan parameter iwconfig, dan dibaca oleh rc.wireless dan digunakan pada perintah iwconfig.
Jika Anda memiliki kunci Anda pada heksadesimal, maka itulah idealnya, karena Anda bisa cukup yakin bahwa WAP Anda dan iwconfig akan setuju tentang kunci. Jika Anda hanya memiliki sebuah string, Anda tidak bisa yakin bagaimana WAP Anda akan menterjemahkannya kedalam kunci heksadesimal, sehingga beberapa usaha perlu dilakukan (atau dapatkan kunci WAP Anda dalam heksa).
Setelah Anda memodifikasi rc.wireless.conf, jalankan rc.wireless sebagai root, lalu jalankan rc.inet1, lagi-lagi sebagai root. Anda bisa menguji jaringan nirkabel Anda dengan perangkat pengujian standar seperti ping, bersamaan dengan iwconfig. Jika Anda memiliki antarmuka kabel, Anda juga bisa mencoba menggunakan ifconfig untuk menonaktifkan antarmuka tersebut selama Anda menguji jaringan nirkabel Anda untuk memastikan tidak ada interferensi. Anda juga bisa mencoba perubahan Anda melalui sebuah reboot.
Sekarang setelah Anda melihat bagaimana mengedit /etc/rc.d/rc.wireless untuk jaringan default Anda, mari kita lihat lebih dekat pada iwconfig dan melihat bagaimana semuanya bekerja. Hal ini akan mengajarkan Anda cara mudah untuk melakukan setting wifi ketika Anda berada pada warung Internet, toko kopi, atau hot spot wifi lainnya dan hendak online.
Langkah pertama adalah memberitahu kepada NIC nirkabel Anda tentang jaringan yang hendak dipakai. Pastikan Anda mengganti “eth0” dengan sembarang antarmuka jaringan nirkabel Anda dan ganti “mynetwork” dengan ESSID yang hendak Anda gunakan. Ya, kami tahu Anda lebih pintar dari itu. Berikutnya, Anda harus menentukan kunci enkripsi (jika ada) yang digunakan pada jaringan nirkabel Anda. Akhirnya tentukan channel yang digunakan (jika diperlukan).
# iwconfig eth0 essid "mynetwork"
# iwconfig eth0 key XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
# iwconfig eth0 channel n
Itu seharusnya menjadi akhir dari nirkabel.
Mengkonfigurasi Jaringan
Hal ini dilakukan dengan cara yang sama dengan jaringan kabel. Cukup melihat pada bagian sebelumnya.
Sistem Berkas Jaringan
Pada titik ini, Anda seharusnya sudah memiliki koneksi TCP/IP yang bekerja pada jaringan Anda. Anda seharusnya sudah bisa melakukan ping kepada komputer lain pada jaringan internal Anda dan, jika Anda telah mengkonfigurasi sebuah gateway yang benar, Anda juga bisa melakukan ping pada komputer lain pada Internet. Seperti yang kita tahu, tujuan utama dalam menyambungkan sebuah komputer pada sebuah jaringan adalah untuk mengakses informasi. Sementara sebagian orang mungkin menghubungkan sebuah komputer pada sebuah jaringan hanya untuk bersenang-senang, sebagian besar orang berharap dapat berbagi berkas dan printer. Mereka berharap dapat menagkses dokumen pada Internet atau memainkan permainan online. Memiliki TCP/IP yang berfungsi pada sistem Slackware baru Anda adalah jalan menuju tujuan tersebut, tetapi jika hanya terinstall, fungionalitasnya akan sangat terbatas. Untuk berbagai berkas, kita harus mengirimnya dan menerimanya kembali menggunakan FTP atau SCP. Kita tidak bisa menjelajahi berkas-berkas pada komputer Slackware kita dari ikon Network Neighborhood atau My Network Places pada komputer Windows computers. Kita ingin agar bisa mengakses berkas pada komputer Unix lain sama seperti ini.
Idealnya, kita ingin agar dapat menggunakan sistem berkas jaringan untuk mengijinkan kita akses transparan pada berkas kita pada komputer lain. Program yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan informais yang tersimpan pada komputer lain tidak harus mengerti pada komputer mana informasi tersebut disimpan; mereka hanya perlu mengetahui bahwa informasi itu ada dan bagaimana untuk mendapatkannya. Adalah tanggung jawab dari sistem operasi untuk mengelola akses pada berkas tersebut melalui sistem berkas yang ada dan sistem berkas jaringan. Dua sistem berkas jaringan yang paling umum digunakan adalah SMB (sebagaimana diimplementasi oleh Samba) dan NFS.
SMB/Samba/CIFS
SMB (untuk Server Message Block) adalah penerus dari protokol NetBIOS yang sebelumnya ada dan digunakan oleh IBM pada produk LAN Managernya. Microsoft cukup tertarik dengan NetBIOS dan penerusnya (NetBEUI, SMB dan CIFS). Proyek Samba telah ada sejak 1991, ketika proyek ini dibuat untuk menghubungkan PC IBM yang menjalankan NetBIOS dengan server Unix. Saat ini, SMB adalah metode yang disarankan untuk berbagi berkas dan layanan cetak pada sebuah jaringan untuk seluruh pengguna di seluruh dunia karena Windows mendukungnya.
Berkas konfigurasi Samba adalah /etc/samba/smb.conf; salah satu dari berkas konfigurasi yang paling penuh dengan catatan yang dapat Anda temukan. Contoh sudah disediakan untuk Anda lihat dan modifikasi sesuai kebutuhan Anda. Jika Anda membutuhkan kontrol yang lebih ketat, halaman manual dari smb.conf sangatlah berguna. Karena Samba terdokumentasi dengan baik, kami tidak akan menulis ulang dokumentasi tersebut disini. Kami akan membahas dasar-dasarnya.
smb.conf dibagi menjadi beberapa bagian: satu bagian per share, dan bagian global untuk opsi setting yang digunakan dimana-mana. Beberapa opsi hanya valid pada bagian global; beberapa hanya valid diluar bagian global. Harap diingat bahwa bagian global bisa ditimpa oleh bagian lain. Lihat halaman manual untuk informasi lebih lanjut.
Anda mungkin akan mengedit berkas smb.conf Anda untuk mencerminkan pengaturan jaringan pada LAN Anda. Saya menyarankan Anda memodifikasi beberapa hal yang tercetak dibawah ini:
[global]
# workgroup = Nama-Domain-NT atau Nama-Workgroup, Cth: LINUX2
workgroup = MYGROUP
Ganti nama workgroup untuk merefleksikan workgroup atau nama domain yang Anda gunakan secara lokal.
# server string is the equivalent of the NT Description field
server string = Samba Server
Ini adalah nama komputer Slackware Anda yang akan ditampilkan pada folder Network Neighborhood (atau My Network Places).
# Security mode. Most people will want user level security. See
# security_level.txt for details. NOTE: To get the behaviour of
# Samba-1.9.18, you'll need to use "security = share".
security = user
Anda sudah hampir pasti akan mengimplementasikan keamanan dengan level pengguna pada sistem Slackware Anda.
# You may wish to use password encryption. Please read
# ENCRYPTION.txt, Win95.txt and WinNT.txt in the Samba
# documentation.
# Do not enable this option unless you have read those documents
encrypt passwords = yes
Jika enkripsi kata sandi tidak diaktifkan, Anda tidak akan bisa menggunakan Samba dengan NT4.0, Win2k, WinXP, dan Win2003. Sistem operasi Windows sebelumnya tidak memerlukan enkripsi untuk berbagi berkas.
SMB adalah protokol yang terauthentikasi, yang berarti Anda harus menyediakan nama pengguna dan kata sandi yang benar agar dapat menggunakan layanan ini. Kita memberitahu server samba nama pengguna dan kata sandi yang valid dengan perintah smbpasswd. smbpasswd menerima beberapa pilihan untuk memberitahukannya apakah menggunakan pengguna seperti biasa atau menambahkan pengguna komputer (SMB meminta Anda menambahkan nama NETBIOS komputer sebagai pengguna komputer, membatasi komputer mana yang dapat melakukan authentikasi).
Menambahkan seorang pengguna pada berkas /etc/samba/private/smbpasswd.
# smbpasswd -a user
Menambahkan nama komputer pada berkas /etc/samba/private/smbpasswd.
# smbpasswd -a -m machine
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa nama pengguna atau nama komputer yang diberikan harus ada pada berkas /etc/passwd. Anda bisa melakukan hal ini dengan perintah adduser. Perhatikan ketika menggunakan perintah adduser untuk menambahkan nama komputer, seseorang harus menambahkan tanda dollar (“$”) pada nama komputer. Hal ini tidak however, dilakukan dengan smbpasswd. smbpasswd menambahkan tanda dollar dengan sendirinya. Kegagalan untuk memberikan nama komputer dengan adduser akan berakibat pada kesalahan ketika menambahkan nama komputer pada samba.
# adduser machine$
Network File System (NFS)
NFS (atau Network File System) pada awalnya dibuat oleh Sun untuk implementasi Solaris pada Unix. Meskipun lebih mudah untuk dikonfigurasi dibandingkan dengan SMB, namun jauh lebih tidak aman. Ketidak-amanan utama pada NFS adalah kemudahan untuk membuat tipuan ID pengguna dan grup dari satu komputer ke komputer lain. NFS adalah protokol yang tidak terauthentikasi. Versi masa depan dari protokol NFS sedang dibuat dan meningkatkan keamanan, tetapi tidaklah umum dipakai pada saat penulisan ini.
Konfigurasi NFS dikendalikan oleh berkas /etc/exports. Ketika Anda memuat berkas default /etc/exports pada sebuah editor, Anda akan melihat baris kosong dengan dua baris komentar pada bagian atas. Kita harus menambahkan sebuah baris pada berkas exports untuk setiap direktori yang hendak kita ekspor, dengan daftar workstation klien yang diijinkan untuk mengakses berkas. Sebagai contoh, jika kita ingin mengekspor direktori /home/foo pada workstation Bar, we kita cukup menambahkan baris:
/home/foo Bar(rw)
pada /etc/exports. Dibawah, Anda akan menemukan contoh dari halaman manual untuk berkas exports:
# sample /etc/exports file
/ master(rw) trusty(rw,no_root_squash)
/projects proj*.local.domain(rw)
/usr *.local.domain(ro) @trusted(rw)
/home/joe pc001(rw,all_squash,anonuid=150,anongid=100)
/pub (ro,insecure,all_squash)
Seperti yang Anda lihat, terdapat beberapa opsi yang berbeda, tetapi sebagian cukup jelas dari contoh ini.
NFS bekerja pada asumsi bahwa pengguna yang diberikan pada satu komputer pada sebuah jaringan memiliki ID pengguna yang sama pada semua komputer pada jaringan. Ketika sebuah percobaan untuk membaca atau menulis dilakukan dari klien NFS pada server NFS, sebuah UID dikirimkan sebagai bagian dari permintaan baca/tulis. UID ini dianggap sama jika permintaan baca/tulis dilakukan pada komputer lokal. Seperti yang Anda lihat, jika seseorang dapat menentukan UID ketika mengakses sumber daya pada sistem remote, Hal Buruk dapat dan akan terjadi. Sebagai solusi untuk mengatasi ini, setiap direktori di-mount dengan opsi root_squash. Opsi ini memetakan UID untuk setiap pengguna yang mengklaim sebagai root pada UID yang berbeda, sehingga mencegah akses root pada berkas atau folder pada direktori yang diekspor. root_squash tampaknya diaktifkan sebagai default sebagai usaha keamanan, tetapi penulis menyarankan untuk menyebutkannya pada berkas /etc/exports Anda.
Anda juga bisa mengekspor direktori secara langsung dari perintah baris pada server dengan menggunakan perintah exportfs seperti berikut:
# exportfs -o rw,no_root_squash Bar:/home/foo
Baris ini mengekspor direktori /home/foo pada komputer “Bar” dan mengijinkan akses baca/tulis. Sebagai tambahan, server NFS tidak akan memanggil root_squash, yang berarti sembarang pengguna pada Bar dengan sebuah UID dari “0” (UID root) akan memiliki hak yang setara dengan root pada server. Sintaks tampaknya aneh (biasanya ketika sebuah direktori ditentukan pada sintaks computer:/direktori/berkas, Anda mengacu pada sebuah berkas pada direktori pada komputer yang diberikan).

Minggu, 19 April 2009

Busana Tradisional Batak


Kehidupan masyarakat suku bangsa Batak, tidak terlepas dari penggunaan kain ulos, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai upacara adat. Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.
Sebelum orang Batak (Toba, Karo, Simalungun) mengenal tekstil buatan luar, ulos (disebut Uis oleh suku bangsa Batak Karo ) adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai oleh laki-laki bagian atasnya disebut ande-hande, sedangkan bagian bawahnya disebut singkot. Sebagai penutup kepala disebut tali-tali, bulang-bulang, sabe-sabe atau detar. Sudah barang tentu tidak semua ulos dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ulos jugia, sadum, ragi hotang, ragidup, dan runjat, hanya dapat dipakai pada waktu-waktu tertentu. Dalam keseharian, laki-laki Batak menggunakan sarung tenun bermotif kotak-kotak (terkadang diganti dengan ulos yang disebut singkot), tali-tali (tutup kepala) serta baju berbentuk kemeja kurung berwarna hitam, tanpa alas kaki.
Kain ulos yang dipakai orang-orang Batak pada upacara-upacara adat, umumnya diselempangkan di pinggangnya atau juga sebagai selendang. Khusus bagi suku Batak Pak pak dan Dairi, ulos yang digunakan dominan berwarna hitam.Pada suku Batak Simalungun pakaian yang dipakai antara lain bulang yang terbuat dari kain ulos dengan motif gatip dan pakaian sehari-hari yang terbuat dari ulos yang disebut jobit. Disamping bulang ada juga ulos suri­suri sebagai tutup kepala. Pada suku Batak Toba, mereka memakai pakaian biasa, baju dan celana, dilengkapi dengan ulos di kepala (biasanya ulos mangiring) dan setengah badan. Kadang-kadang diselempangkan (menggunakan ulos ragihotang), dilengkapi dengan sarung. Dalam upacara perkawinan kain ulos lebih tampak pada pakaian pengantin. Mempelai laki-laki memakai baju jas tutup warna putih, sedangkan bagian bawah memakai ulos dari jenis ragi pane.
Bila ulos dipakai oleh perempuan Batak Toba, bagian bawah disebut haen, dipakai hingga batas dada. Untuk penutup punggung disebut hoba-hoba, dan bila dipakai berupa selendang disebut ampe-ampe. Untuk tutup kepala disebut saong. Apabila seorang wanita sedang menggendong anak disebut parompa. Dalam keseharian perempuan Batak aslinya memakai kain blacu hitam (dapat diganti dengan ulos disebut haen ) dengan dan baju kurung panjang yang umumnya berwarna hitam, serta tutup kepala yang disebut saong. Saat ini kain blacu hitam selain diganti dengan ulos, juga telah diganti dengan sarung tenunan bercorak kotak-kotak.
Pada upacara secara umum wanita Batak menggunakan ulos sebagai penghias bahu/selendang, penutup kepala dan juga sebagai penutup dada, dan dilengkapi dengan sarung suji. Khusus pada perempuan suku bangsa Batak Pak pak/Dairi, Karo dan Simalungun menggunakan ulos yang berbentuk tudung sebagai pelindung panasnya matahari.
Pakaian pengantin perempuan Batak Karo terdiri dari baju tutup dengan lengan panjang, sedangkan bagian bawah memakai sarung sungkit yang dililit dengan kain ulos. Pada busana pengantin perempuan Batak Toba hampir semua pakaian yang dipakai terdiri dari kain ulos yang salah satunya diselempangkan pada kedua bahu sampai ke badan (biasanya jenis ulos sadum), dan dililit dengan ulos ragi hotang. Pada suku bangsa Batak Simalungun, kedua pengantin memakai tudung kepala yang terbuat dari ulos suri-suri. Pada pesta perkawinan wanita suku bangsa Mandailing/Angkola menurut adat menggunakan tata busana yang terdiri dari : bulang yang diikatkan pada kening. Bulang terbuat dari emas, tetapi kini sudah banyak yang terbuat dari logam yang diberi sepuhan emas. Bulang terdiri dari tiga macam, masing-masing bertingkat bertingkat tiga disebut bulang harbo (bulang kerbau), bertingkat dua atau disebut bulang hambeng (bulang kambing) dan tidak bertingkat. Penamaan bulang ini dikaitkan dengan jenis hewan yang disemblih. Misalnya penggunaan bulang bertingkat tiga bila hewan yang disemblih adalah kerbau. Bulang mengandung makna sebagai lambang kebesaran atau kemuliaan sekaligus sebagai simbol dari struktur masyarakat. Bagian atas badan tertutup oleh baju berwarna hitam yang dahulu dibuat dari kain beludru berbentuk baju kurung tanpa diberi hiasan atau sulaman. Belakangan ini baju pengantin wanita kadang-kadang diberi sulaman. Baju pengantin ini disebut baju godang atau baju kebesaran. Bagian bawah badan tertutup kain songket dengan warna yang tidak ditentukan, tergantung selera pemakai. Dua lembar selendang yang disilangkan pada bagian dada sampai ke punggung. Pada masa lalu, selendang terbuat dari kain tonun petani (kain tenunan petani). Dewasa ini selendang terbuat dari kain songket. Untuk selendang pengantin, kadang-kadang juga menggunakan kain polos tanpa warna tertentu. Arti perlambang pada selendang adalah lambang dalihan na tolu, tampak dari segitiga yang dibentuk dengan selendang yang disilangkan itu. Sisi kiri melambangkan mora (kerabat pemberi anak gadis), sisi kanan melambangkan kahanggi (kerabat satu marga), dan bagian bawah melambangkan anak boru (kerabat penerima gadis). Pada daerah pinggang dipakai Bobat atau ikat pinggang yang dahulu terbuat dari emas dan kadang-kadang berkepala dengan ornamen kepala ular naga yang melambangkankeagungan. Alas kaki menggunakan selop atau sandal yang biasanya tertutup pada bagian depan atasnya. Selop hanya berfungsi praktis tanpa mengadung arti perlambang. Bagian penutup selop kadang­kadang diberi hiasan, seperti sulaman benang emas yang hanya berfungsi estetika tanpa arti perlambang.
Pengantin pria menggunakan busana yang terdiri dari : ampu atau penutup kepala dengan bentuk khas Mandailing/Angkola yang terbuat dari kain dan bahan lain. Diberi ornamen warna emas makna simbolik sebagai lambang keagungan orang yang memakainya. Ampu merupakan mahkota yang biasanya dipergunakan oleh raja-raja di Mandailing dan Angkola pada masa lalu. Warna hitam ampu mengandung fungsi magis sedangkan warna emas mengandung lambang kebesaran. Bagian samping kanan ampu yang salah satu ujungnya mengarah ke atas dan satu lagi ke bawah mengandung arti bahwa yang paling berkuasa adalah Tuhan dan manusia pada akhirnya mati dan dikubur. Pada masa dahulu, pengantin pria kadang­kadang mengenakan tutup kepala yang dinamakan serong barendo yang terbuat dari kain warna hitam yang diberi renda atau rumbai-rumbai. Cara memakainya hampir sama dengan destar atau tengkuluk (topi), tetapi ujungnya dilipat ke arah kening sehingga terjuntai sedikit di atas kening bersama renda atau rumbai yang terbuat dari benang emas. Baju, godang (baju kebesaran) yang pada masa lalu berbentuk jas tutup, terbuat dari kain lakan berwarna hitam. Pada masa sekarang menggunakan jas biasa berwarna hitam yang dilengkapi dengan kemeja lengan panjang dan dasi. Baju Godang mengandung makna keagungan. Celana panjang atau pantalon tanpa warna tertentu. Bobat (ikat pinggang) yang dahulu biasanya terbuat dari emas atau perak. Tetapi sekarang sudah umum menggunakan ikat pinggang biasa. Pada masa lalu, ikat pinggang terbuat dari emas atau perak sebagai lambang kebesaran. Sisamping (kain sesamping) yang dibelitkan dari batas pinggang sampai ke lutut. Untuk si samping pada masa dahulu menggunakan abit Bugis (kain Bugis) atau kain sarung. Tetapi sekarang menggunakan kain songket. Sepatu sebagai alas kaki dahulu menggunakan alas kaki atau selop yang dinamakan capal yang terbuat dari kulit.